Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti untuk berusaha takkan menjadi seorang pemenang

Petani Diimbau Asuransikan Tanaman Padi

Berkaca dari kegagalan panen hingga ratusan hektare padi hasil tanam musim tanam (MT) pertama akibat banjir, menghadapi MT kedua diharapkan petani mengasuransikan tanaman padi miliknya. Halitu untuk berjaga-jaga jika kembali gagal panen akibat banjir atau faktor lainnya.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Muchtar Effendi mengatakan, banjir bukan menjadi satu-satunya penyebab, faktor kekeringan dan serangan hama juga bisa menyebabkan padi gagal dipanen. Karena itu, sebagai langkah antisipasi para petani diharapkan bisa memahami pentingnya mengiuti asuransi saat musim tanam  padi.
Lebih lanjut dikatakan Muchtar, hal tersebut sebenarnya sudah dilakukan oleh petani namun masih beum banyak jumlahnya. Pada 2016, petani yang mengasuransikan tanaman padi hanya di Desa Pasuruan, Kecamatan Kayen, dan di Margoyoso. Begitu mengalami gagal panen akibat terserang hama, klaim asuransi bisa diajukan ke  perusahaan Jasa Asuransi Indonesia (Jasindo) sebagai penjamin.
Dengan demikian, setiap musim tanam padi baik pertama maupun kedua, pengurus kelompok tani harus berani mengambil langkah demikian.
Pertimbangan jika pembayaran premi asuransi bisa dikelola oleh kelompok, hal itu akam membudah proses administrasinya. "Karena premi yang dibayar adalah berapa hektare luasan areal tanaman padi setiap musim tanam, " kata Muchtar.
Tidak Memberatkan
Adapun premi yang harus dibayar, lanjutnya, per hektare sebesar Rp. 36.000,-. Sebenarnya mencapai Rp. 180.000,- perhektare, tapi petani hanya membayar 20 persennya saja karena yang 80 persen disubsidi oleh pemerintah sehingga dengan membayar premi sebesar itu per musim tanam per hektare, relatif tidak memberatkan.
Akan tetapi bila tanaman padi sampai mengalami gagal panen, maksimal 75 persen maka klaim bisa diajukan dan akan mendapat ganti pembayaran sebesar Rp. 6 juta pr hektare. Untuk musim tanam kedua di Pati yang dimulai pertengahan bulan ini alokasi tanam diperkirakan mencapai12.232 hekatre, dan Mare mendatang 23.782 hektare.
Terpisah, Tri Aji Petugas dari Laboratorium Penelitian Hama Penyakit Tanaman  mengatakan,  ancaman serangan hama terhadap tanaman padi MT kedua adalah munculnya serangan hama wereng yang secara kebetulan tidak muncul karena tanaman padi hasil MT pertama sudah tergenang air. Kendati demikian yang harus diwaspadai sejak dini adalah munculnya kembali  hama jenis itu pada saat petani baru menyemai bibit. " Sebab, prinsip kelangsungan  untuk bisa bertahan hidup setiap hama adalah menyerang, "katanya.
 
sumber berita             : Suara Merdeka (Suara Muria) Sabtu ,25 Pebruari 2017.
sumber gambar/photo : http://www.portalasuransi.com

0 Komentar

    Tambah Komentar