Tegas akan diri sendiri, buang pikiran negatif dan lakukan yang baik. Kegelisahan hanya milik mereka yang putus asa

Dinas Ketahanan Pangan Inisiasi KWT Berkah Lumintu Produksi Sajian Makanan Sehat

Lilik Martini, warga Desa Banyuurip menunjukkan kerupuk daun jati buatan KWT Berkah Lumintu. (MuriaNewsCom/Lismanto)Tanaman yang ada di sekitar pekarangan rumah, ternyata belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, jika diolah dan dikemas dengan baik, akan menjadi produk makanan atau minuman bernilai ekonomi tinggi. Seperti yang dilakukan Kelompok Wanita Tani (KWT) Berkah Lumintu Desa Banyuurip Kecamatan Margorejo, yang memanfaatkan dan mengolah bermacam sayuran menjadi kerupuk yang enak dan bergizi tinggi.
Kelompok Wanita Tani Berkah Lumintu, yang bergerak pada usaha optimalisasi lahan pekarangan, berternak kambing, simpan pinjam dan home industry, kini mulai menggeliat. Terutama usaha home industry pembuatan berbagai berbagai macam krupuk sayur. Menurut Ketua KWT Berkah Lumintu, Sri Ratnawati, ternyata sayur-sayuran yang selama ini mudah didapat di pekarangan rumah, memiliki nilai lebih jika benar-benar bisa mengolahnya menjadi sajian yang menyehatkan. Sebagai penyedap rasa, tidak menggunakan penyedap rasa kimia, dan bahan pengawet lainnya, tapi memanfaatkan kaldu ikan, dan jinten putih. Bahan dasar pembuatan krupuk, menggunakan tanaman yang dibudidayakan secara organik. Salah satunya krupuk daun kenikir.
“Pertama kita ambil daun kenikir segar seberat 250 gram, setelah itu kita cuci dan diblender. Sedang bumbunya terdiri dari bawang putih 1 ons, dan ikan sebagai pengganti MSG (penyedap rasa kimia). Kemudian dicampur dengan adukan 1 kg tapioka, 1 sendok gula dan 1 sendok garam, dengan menggunakan air mendidih hingga merata. Dan setelah itu, direbus selama 1 jam.” Tuturnya.
Sebelum dipotong tipis-tipis menggunakan alat pemotong dan dijemur dibawah terik sinar matahari, tutur Sri Ratnawati, adonan yang sudah masak harus didinginkan dan disimpan di kulkas sehari semalam.
“Kalau kita jual sayuran itu kan cepat membusuk, harganya juga tidak seberapa. Lebih baik kita tingkatkan nilai ekonominya dengan membuat olahan krupuk. Disamping nilai ekonominya meningkat, tahan lama produknya. Dan kita jual mentahan, tidak menjual olahan (matang). Karena kalau matang kedaluarsanya terlalu pendek. Itu, kita ambil yang mentahan, lebih aman kedaluarsanya,” terangnya.

Keberhasilan untuk menghasilkan sajian makanan yang sehat tersebut, tutur Ketua KWT Berkah Lumintu, Sri Ratnawati, sebelumnya dia bersama anggota kelompoknya mendapat sosialisasi dan pendampingan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pati. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pati, Ir. Pujo Setyanto mengatakan, awalnya melalui sosialisasi pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan (P2KP) kepada 86 Kelompok Wanita Tani (KWT)  dan PKK se Kabupaten Pati. Salah satunya KWT Berkah Lumintu. Kemudian diberikan bimbingan teknis (bimtek) dan bantuan benih sayuran, bibit buah-buahan, ikan lele dan ayam, serta penyuluhan sajian makanan Beragam Berisi Seimbang dan Aman (B2SA), serta keluarga terbebas dari obat kimia pestisida.
“Pembinaan kita berikan kepada mereka, mulai dari sosialisasi, sharing kegiatan-kegiatan inovasi yang berpotensi lokal. Apa saja yang bisa dikembangkan, kalau ada hal-hal yang bisa diinovasi kita inovasi bersama. Kami membantu kegiatan ini dengan memberikan peralatan pengolahan, kita bantu juga dengan benih, kemudian kita bantu tanaman yang nantinya bisa kita olah menjadi bahan pangan yang baik dan bisa dipasarkan ke masyarakat,” katanya.
Kedepan industri rumahan (home industry) yang dihasilkan KWT Berkah Lumintu tersebut, tutur Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Pati, Ir. Pujo Setyanto, lebih meningkatkan kualitas, dan pemasaranya ke luar daerah.
Kelompok Wanita Tani Lumintu Desa Banyuurip Kecamatan Margorejo, yang berdiri pada 1 Januari 2014 dan sudah berbadan hukum itu, sudah menghasilkan produk yang mulai banyak diminati masyarakat. Bahkan dipasarkan hingga ke luar daerah. Seperti krupuk daun jati, krupuk daun bluntas, krupuk daun kemangi, krupuk daun kenikir, krupuk sayur okra, krupuk cabe, krupuk daun pepaya, dan krupuk jamur. Masyarakat pun tak perlu kawatir,  krupuk-krupuk itu sudah mengantongi Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SP-PIRT) dari Dinas Kesehatan.(•)

 

sumber berita         :http://www.pasfmpati.com

gambar/Photo        :http://www.murianews.com

 

0 Komentar

    Tambah Komentar