Orang-orang berhasil tidak hanya dengan keras hati, melainkan mereka juga pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya.

Demi Hidupi Keluarga, Pengendara Bentor Ini Acuhkan Ancaman Penjara


MENUNGGU PENUMPANG : Sejumlah pengendara bentor masih mangkal di Pasar Bulumanis, Margoyoso kemarin.
 

MARGOYOSO – Keberadaan becak motor (bentor) kini mulai terusik. Semenjak adanya aturan dari kepolisian yang melarang penggunaan bentor, kini para pemilik bentor terancam hukuman penjara satu tahun dan denda Rp 24 juta. Namun, ternyata aturan tersebut tidak terlalu digubris. Sebab, beberapa pemilik becak motor masih nekat mangkal di depan Pasar Bulumanis Margoyoso.

Aksi nekat tersebut terpaksa dilakukan pengendara bentor demi mendapatkan uang untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Selain itu, uang dari hasil kerja kerasnya tersebut juga mereka gunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari yang saat ini harganya semakin mahal.

Meski terancam hukuman yang berat, mereka tak punya pilihan lain karena faktor sulitnya mencari lapangan pekerjaan. Panasnya udara di siang hari, sudah menjadi hal yang biasa bagi pengendara bentor yang mangkal di Pasar Bulumanis ini. 

“Kami akan terus bertahan untuk mencari nafkah. Kalaupun sewaktu-waktu ada aparat kepolisian yang datang untuk menangkap kami, itu sudah menjadi resiko,” ungkap salah satu pemilik bentor yang enggan untuk disebutkan namanya.

Pemilik bentor berharap agar aparat kepolisian memiliki rasa kemanusiaan dan berbelas kasihan kepadanya. “Saya harap aparat kepolisian bisa memikirkan kehidupan kami. Kami hanya rakyat kecil yang berpenghasilan minim. Jika nantinya bentor kami disita dan kami dipenjara, terus nasib anak-anak kami nantinya seperti apa. Pak polisi harus pada mikir,” kata pemilik bentor.

Bagi mereka, berprofesi sebagai penyedia jasa angkutan bentor merupakan pekerjaan yang terpaksa dilakukan, karena latar belakang pendidikan mereka yang tergolong rendah. “Saya tidak bisa nyari pekerjaan lain. Profesi saya satu-satunya ya ini, jadi pengendara bentor. Sekolah saya hanya lulusan SD karena saya berasal dari keluarga miskin. Jika bentor saya disita, nanti seperti apa jadinya keluarga saya. Bisa mati kelaparan,” kata pemilik bentor.

Para pemilik bentor di Pasar Bulumanis mengatakan bahwa profesi mereka sebenarnya sudah sesuai dengan aturan agama. “Kami mencari uang dengan jalan yang halal. Kami mencari rejeki dengan kerja keras dan keringat kami. Tapi kenapa aparat kepolisian dengan teganya berusaha menyingkirkan kami, padahal kami rakyat miskin,” jelasnya. (HP/FN/MK)

0 Komentar

    Tambah Komentar