Orang-orang berhasil tidak hanya dengan keras hati, melainkan mereka juga pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya.

Kisah Inspirasi dari Pengusaha Trasi


PENGERINGAN : Saat proses pengeringan trasi hasil produksinya di Juwana, Pati kemarin.
 

Siapa yang menyangka, home industry trasi milik Sutini, warga RT 5/RW III Desa Langenharjo, Juwana, Pati ini bisa sukses sampai hingga sekarang. Padahal sebelumnya hanya dijual ke pasar-pasar lokal.

MESKI siang itu suasana mendung. Namun proses pengeringan trasi tetap dilakukan. Batangan-batangan trasi yang berwarna hitan kecoklatan itu, berjajar rapi di halaman gudang pengeringan milik Sutini.

Ya wanita berkerudung ini, adalah salah satu pemilik home industry trasi di Desa Langenharjo, Juwana. Sehingga jangan heran bila dia juga ikut serta dalam proses pembuatan, sampai proses pengeringan.

Karena kesuksesannya memasarkan trasi berawal dari usaha kerasnya memproduksi trasi-trasi yang sehat dan berkualitas. Disela-sela kesibukan itu, wanita yang akrap disapa Ninik ini, mengaku, trasi produksinya beda dari yang lain. Lantaran trasi yang ia buat berbahan baku rebon.

Usaha yang telah digelutinya sejak 1975 itu, sampai sejauh ini terus berkembang. Kendati demikian, menurutnya hal itu tidak terlepas dari kerja kerasnya saat masih kecil bersama almarhum ayahnya.

”Dulu waktu masih kecil hingga umur 14 tahun, hanya bisa duduk dirumah membantu orang tua membuat trasi. Jadi setiap harinya ya memegang alu untuk memadatkan pembuatan trasi,” kata Ninik disela-sela pekerjaanya kemarin.

Menurutnya untuk mendapatkan trasi yang sangat enak, dengan cara digiling dan dipanaskan di bawah terik matahari hingga berulang kali serta didiamkan hingga tahunan. ”Justru lama didiamkan, akan semakin enak rasanya. Bahkan dari trasi itu, ada yang satu kotak dengan harga yang mahal,” katanya.

Terkait dengan persoalan kadaluarsa, dia menyebutkan trasi buatanya tahan lama. Karena menggunakan bahan pengawet alami dengan garam. Bahan baku ataupun hasil trasinya tidak akan busuk, atau menjamur.

”Untuk prosesnya tetap kita lakukan dengan cara higenis. Sedangkan untuk pengawetnya kami mengunakan pengawet alami dengan garam,” imbuhnya. ( HP/FN/MK )

0 Komentar

    Tambah Komentar