Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti untuk berusaha takkan menjadi seorang pemenang

Kemajuan Teknologi Bikin Profesi Ini Kini Makin Tak Diminati di Pati


SEPI : Sukardi menjajakan aneka mainan buatanya sendiri di Jalan Supriyadi, Pati
 

Demi menyambung hidup keluarga, Sukardi kakek asal Dukuh Juwanalan, Kelurahan Pati Kidul, Pati ini rela berjualan mainan tradisional di tepi jalan. Ironisnya, minat beli akan mainan tradisional sudah tak setinggi dulu lagi hingga dagangannya pun kini sepi pembeli.

Kakek Sukardi, sudah berjam-jam duduk di tepi Jalan Supriyadi, salah satu jalan yang ada di dalam kota Pati. Ia menanti ada orang lewat, yang berminat membeli mainan yang sedari tadi ia jajakan diatas karpet warna merah berukuran satu meter persegi.

Tepat di perempatan lampu merah itulah, ia menggelar lapak daganganya. Aneka macam mainan tradisional, terlihat tertata di depanya. Tidak ada upaya untuk menawarkan produk yang dijual saat itu.

Mungkin karena faktor usianya, yang tak lagi membuatnya terlalu sering berbicara. Kendati demikian, ia masihsabar menunggu barang daganganya dihampiri pembeli. ”Semua mainan yang saya jual ini, merupakan karya sendiri. Ini buatan saya Mas,” ungkapnya.

Kakek lima anak dan 11 cucu ini, sosok yang ulet, meski usianya tak lagi muda namun ia masih aktif. Itu dibuktikan dengan mencoba keberuntunganya berjualan berbagai macam mainan hasil tanganya.

Mainan yang ia buat dan ia jual, diantaranya kincir bambu, seruling dan mainan yang menyerupai hewan sepertikera maupun kuda dari bahan kertas. Harganyapun cukup terjangkau.

”Harganya murah. Tapi jarang yang berminat, tapi tetap saya tunggu barang kali ada anak-anak yang suka dengan mainan yang saya buat,” terang Sukardi.

Ia menjelaskan, sudah menekuni usaha tersebut sejak 27 tahun silam. Keahlianya membuat mainan tradisional, juga pernah jaya karena banyak yang mencari atau memburu. Sayangnya, Sukardi belum bisa mengembangkan mainan tradisionalnya dengan perkembangan zaman yang ada.

”Mainan buatan saya, sudah kalah dengan mainan-mainan yang lebih bagus dan canggih dari pabrikan. Tapi bisa jadi, tetap diburu kalau ada yang membutuhkanya untuk sekedar koleksi,” jelasnya.

Ia mengaku, tidak punya keahlian lain, selain membuat mainan tersebut. Ia belum bia berhenti membuat dan menjual mainan, karena terdorong kebutuhan hidup demi dapur keluarga.  (HP/FN/MK)

0 Komentar

    Tambah Komentar