Tegas akan diri sendiri, buang pikiran negatif dan lakukan yang baik. Kegelisahan hanya milik mereka yang putus asa

Cuaca Buruk, Harga Rajungan Melejit


HASIL TANGKAPAN : Rajungan hasil tangkapan nelayan Desa Alasdowo saat akan diturunkan dari perahu, belum lama ini.
 

DUKUHSETI – Kekayaan hasil laut memang menjadi berkah tersendiri bagi para nelayan di Desa Alasdowo, Kecamatan Dukuhseti. Berbagai jenis hasil tangkapan dari laut, menjadi sumber penghasilan yang selama ini diandalkan oleh nelayan di desa tersebut untuk menghidupi keluarganya. Salah satu hasil laut yang sangat dicari karena nilai jualnya yang tinggi adalah rajungan.

Di Alasdowo, akhir-akhir ini nelayan bisa menjual rajungan hasil tangkapannya seharga Rp 90 ribu per kilogram. Tingginya harga jual rajungan tersebut dikarenakan semakin meningkatnya jumlah permintaan. Terlebih, rajungan diyakini memiliki kandungan gizi yang tinggi dan rendah kolesterol.

Suwarji, nelayan Alasdowo mengatakan, kendati harga rajungan lumayan tinggi namun tidaklah mudah untuk menangkapnya. Karena saat ini kondisi laut ombaknya lumayan besar dan disertai dengan cuaca yang ekstrim.

”Kalau normalnya sekitar Rp 50 ribu – Rp 60 ribu. Namun, karena cuaca sedang tidak menentu, maka dari itu harganya lumayan tinggi. Karena untuk menangkapnya juga membutuhkan kerja keras yang ekstra,” jelasnya kemarin.

Ditambahkan, seandainya ia dan rombongan sedang bernasib baik biasanya mampu menangkap rajungan sebanyak dua kuintal.  Maka penghasilan yang diperoleh bisa mencapai Rp 18 juta. Namun, tidak setiap hari bisa menangkap dengan hasil yang bagus.

”Dan hasil penjualan rajungan tersebut akan dibagi rata dengan semua awak perahu yang ikut bekerja. Biasanya kami melaut antara 5 sampai 10 orang. Itupun, harus dikurangi biaya perbekalan terlebih dulu. Kadang ya tidak sampai satu kuintal sekali melaut,” ujarnya.

Legiman, nelayan Alasdowo juga mengatakan, rajungan hasil tangkapannya sering diambil oleh para tengkulak. Kemudian akan dipasarkan ke berbagai daerah. ”Biasanya dijual ke restoran atau rumah makan yang mewah di Pati Kota. Selain itu juga dijual ke Jepara, Kudus, Semarang dan kota-kota besar lainnya,” paparnya.

Selain diambil oleh tengkulak, rajungan hasil tangkapannya juga banyak yang disetorkan ke pedagang pasar tradisional. Namun saat ini hanya sebagian kecil saja yang mengambil dari nelayan. Pedagang pasar tradisional terkadang yang membeli hanya kalangan menengah ke atas saja. Mengingat harga rajungan yang saat ini tergolong mahal,” pungkasnya. (HP/FN/MK)

0 Komentar

    Tambah Komentar