SUKOLILO – Omah Kendeng yang ada di Desa Gadudero saat ini mulai meresahkan pemerintah desa setempat. Sebab, tempat tersebut ditakutkan dijadikan tempat mesum. Selain itu, Omah Kendeng juga sering dijadikan ajang perkelahian antar pemuda.

Staf Administrasi dan Umum Desa Gadudero Subiyono mengatakan, omah kendeng yang lokasinya di sebelah barat desa itu menimbulkan masalah. Pasalnya, bangunan yang berada di lahan milik Perhutani tersebut sering disalahgunakan.

”Selain kerap dijadikan ajang perkelahian, Omah Kendeng juga sering digunakan tempat pacaran bagi muda-mudi yang memadu kasih. Takutnya digunakan mesum. Sebab tidak ada penjaganya,” ungkapnya kemarin.

Selain itu, biasanya tempat tersebut dijadikan ajang berkelahi oleh para pemuda. Bahkan pertengkarannya terkadang sampai lempar botol. Ditakutkan, pertengkaran tersebut menggangu pengguna jalan karena letaknya yang berada di tepi jalur Pati-Grobogan.

”Ditakutkan botol tersebut kena pengendara yang melintas. Hal seperti itu, nantinya kami yang akan disalahkan oleh warga. Kami berharap segera ada solusi terkait masalah ini,” bebernya.

Selain itu, Omah Kendeng juga tidak jelas ijin pendiriannya. Sebab pemerintah desa dari awal tidak tahu soal pendirian tempat tersebut. Sementara ini, hanya diketahui penanggung jawabnya adalah aktivis Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng Gunretno dari Desa Baturejo.

”Pemerintah desa masih bingung tentang status Omah Kendeng tersebut. Sebab sampai saat ini belum pernah diminta ijin soal tujuan pendiriannya. Inilah yang membingungkan kami,” jelasnya.

Sementara saat dikonfirmasi, Gunretno sebagai pendiri Omah Kendeng di Desa Gadudero belum bisa dimintai keterangan terkait permasalahan tersebut. Tempat yang sering digunakan warga tolak pendirian pabrik semen di Pegunungan Kendeng melakukan aktivitas kini kondisinya meresahkan warga sekitar. ( HP/FN/MK)