Tegas akan diri sendiri, buang pikiran negatif dan lakukan yang baik. Kegelisahan hanya milik mereka yang putus asa

Soal Kenaikan Harga Daging, Ini Fakta-Fakta yang Belum Banyak Diketahui


PILIH BIBIT : Para peternak sapi sedang memilih bibit sapi yang akan dibeli di Desa Dayangmulyo, Winong.
 

WINONG — Melambungnya harga daging di kisaran Rp 105.000 per kilogram mendapat tanggapan baik dari para peternak sapi. Hal ini dikarenakan para peternak memerlukan biaya yang sangat tinggi untuk perawatan hewannya.

Untuk satu ekor sapi, di dapatkan 50 persen daging dari bobot hidup. Bisa diasumsikan ketika sapi dengan harga Rp 18 juta per ekor dengan bobot hidup 400 kilogram hanya bisa menghasilkan sekitar 200 kilogram daging. Dengan harga tersebut, didapatkan harga pokok daging sekitar Rp 90.000 per kilogram, belum ditambah biaya pemotongan serta hasil penjualan jeroan.

Dengan asumsi harga tersebut, sangat sulit sekali ketika harga daging sapi di tingkat pasar tradisional dapat membaik. Karena ketika harga daging mengalami penurunan, akan berimbas pada kerugian yang dialami oleh peternak sapi.

Gondo, penjual bibit sapi di Desa Dayangmulyo, mengatakan, tidak tahu menahu untuk penetapan harga daging. Tetapi yang jelas, ketika harga daging dikisaran Rp 105.000 per kilogram, merupakan harga yang menguntungkan peternak. Sebab dari segi perawatan sapi sendiri sudah terhitung tinggi dan membutuhkan tenaga ekstra.

”Untuk bobot sapi sendiri, pada umumnya peternak tidak begitu memikirkan asal sapi yang sudah di ternak terhitung gemuk dan harga tinggi pasti dijual. Tetapi juga tergantung dengan kebutuhan para petani sendiri,” bebernya.

Menurut perhitungan para peternak, biaya yang digunakan untuk beternak satu ekor sapi dalam satu bulan bisa menghabiskan biaya sekitar Rp 500.000. Waktu pemeliharaan sendiri biasanya, membutuhkan setahun.

Karena untuk lama waktu yang dibutuhkan tergantung dari jenis dan umur sapi. Sebab para peternak biasanya juga mempertimbangkan keadaan ekonominya ketika ingin menjual hewan ternaknya,” imbuhnya.

Salah satu peternak sapi, warga Desa Karangkonang, Sugiono mengatakan, pemeliharaan sapi membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk dua ekor sapi saja, setiap bulannya menghabiskan dana sekitar Rp 1 juta. Pembelian pakan, konsentrat dan obat-obatan, ketika sudah setahun biasanya bisa dijual dengan harga lebih dari Rp 20 juta.

”Biasanya dalam waktu satu tahun lebih keuntungan untuk ternak sapi sendiri bervariasi dan tidak bisa dipastikan tergantung pangsa pasar. Tetapi yang jelas ketika harga daging terhitung tinggi, harga sapi juga ikut tinggi sehingga para peternak bisa mendapat hasil yang melimpah,” bebernya. (HP /FN /MK) 

0 Komentar

    Tambah Komentar