Orang-orang berhasil tidak hanya dengan keras hati, melainkan mereka juga pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya.

Sempat Jatuh Merugi, Pebisnis Ini Kini Miliki 152 Mitra Binaan Hingga Luar Daerah


SUKSES : Ali Mustofa menunjukkan pertanian jamur tiram miliknya di Desa Ngembes, Gembong, Pati belum lama ini.
 

Minimnya stok jamur tiram di wilayah Karesidenan Pati dimanfaatkan benar Ali Mustofa. Pemuda asal Desa Ngembes, Gembong itu merintis usaha dari nol mulai 2008. Kini, ia berhasil memiliki ratusan petani binaan hingga dari luar daerah.

PEMUDA bernama Ali Mustofa patut menjadi inspirasi. Sebab, di usianya yang masih tergolong muda itu mampu sukses di bidang pertanian. Saat ditemui di rumahnya, ia tengah tengah duduk santai di tempat usahanya. Mengenakan kaos dan bercelana, ia mengamati sejumlah pegawainya yang bekerja.

Pemuda kelahiran 28 Maret 1984 itu sukses mengembangkan usaha jamur tiram. Saat ini dirinya mengembangkan budidaya jamur mulai jadi supplier bibit, penyedia jamur, hingga menerima hasil jual dari mitra binaan.

Ali Musthofa mengatakan, merintis usaha tersebut sejak 2008 lalu. Awalnya hanya membuat bibit jamur sendiri.Selain itu, hasil dari budidaya jamurnya dijual langsung ke pasar.

“Waktu itu juga mencoba mengolah jamur menjadi sejumlah makanan. Seperti keripik dan lainnya,” katapengusaha muda asal RT 2/RW 12 Desa Ngembes, Gembong, Pati belum lama ini.   

Seiring berjalannya waktu, dirinya sadar kebutuhan pasar untuk jamur tiram di wilayah Pati dan Kudus masih kekurangan stok. Peluang itu yang dimanfaatkan untuk membangun usaha jamur tiram dengan sistem kemitraan. Dengan begitu, stok jamur tiram yang akan dipanen bisa memenuhi kebutuhan pasar.

“Sampai saat ini, kami membuka peluang kepada petani untuk menjalin kemitraan. Kami menyediakan bibit jamur, hasilnya akan ditampung. Dalam mengelola usahanya ini, kami memiliki 24 karyawan. Setiap hari kami bisa memproduksi sekitar 3.500 bibit jamur per hari,” tambahnya.

Lanjutnya, melalui usaha kemitraan itu dirinya sudah memiliki 152 anggota mitra binaan yang tersebar di beberapa wilayah. Mulai dari beberapa desa di Pati hingga luar daerah seperti Pati, Kudus dan Rembang.

“Bahkan ada anggota kemitraan yang sudah lama berjalan tersebar di Bandung, Tasikmalaya, Cilacap hingga Bojonegoro. Untuk program kemitraan dimulai pada 2012,” urainya.

Dia mengaku, merintis bisnis tersebut dari nol. Rugi jutaan rupiah pernah dialaminya. Namun, dengan semangat, ketekunan dan doa, akhirnya dia bisa mengembangkan usahanya tersebut hingga sukses.

“Tanpa dukungan dan semangat orang-orang terdekat tidak mungkin bisa seperti ini. Harapannya, ke depan usaha ini bisa terus berkembang,” harapnya. ( HP/FN/MK)

0 Komentar

    Tambah Komentar