Orang-orang berhasil tidak hanya dengan keras hati, melainkan mereka juga pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya.

Hujan, Produksi Batu Bata Srikaton Tersendat


MENGAMANKAN : Para perajin batu bata sedang menutup bata dengan plastik ketika hujan mulai turun.
 

JAKEN - Hujan berkepanjangan mengakibatkan produksi batu bata warga Desa Srikaton, Jaken menurun. Sejumlah perajin bahkan berhenti berproduksi untuk sementara waktu, karena tak dapat mencetak dan menjemur sat hujan.

Parlan warga Dukuh Watur RT 03/03 Desa Srikaton menuturkan, kendala yang dialami saat ini adalah proses pengeringan. Tanpa sinar matahari batu bata tak dapat kering maksimal dan kualitasnya menurun.

“Proses pengeringan jadi lama, biasanya hanya membutuhkan waktu 1-2 hari. Tapi saat hujan bisa 3-7 hari,” ujar Parlan.

Ia menambahkan, akibat sulit kering batu bata juga mudah patah karena basah. Para perajin juga biasa mencetak batu bata di alam terbuka, sehingga saat hujan banyak yang memilih berhenti berproduksi.

Biasanya mereka akan berproduksi kembali saat musim penghujan berlalu. Tapi tak sedikit pula para perajin yang nekat berproduksi di musim hujan dan harus bekerja ekstra. Pasalnya mereka harus selalu membuka dan menutup terpal saat cuaca mengalami perubahan.

Namun saat musim hujan ini, harga batu bata cenderung tinggi. Batu bata kualitas bagus saat ini Rp 475/biji sedangkan tahun lalu hanya Rp 300/biji.

Karena berkualitas, konsumen batu bata Dukuh Watur pun datang dari berbagai daerah. Tak hanya dari Kabupaten Pati, sejumlah pembeli bahkan datang dari Kudus, Semarang, Solo, Lasem dan Rembang. (HP/HP/MK)

0 Komentar

    Tambah Komentar