Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti untuk berusaha takkan menjadi seorang pemenang

Musim Kembang Randu, Omzet Petani Lebah Madu Capai 60


SUKSES : Julaeman, petani lebah madu sedang menunjukkan hasil panen madundi kediamannya kemarin. 
 

GUNUNGWUNGKAL - Untung melimpah dirasakan oleh para petani lebah madu di Desa Gadu, Kecamatan Gunungwungkal, Pati. Di musim kembang randu seperti saat ini, peningkatan produktivitas lebah madu yang digembala oleh para petani menjadi sebuah berkah yang luar biasa.

SEPERTI usaha yang ditekuni oleh Julaeman, warga Desa Gadu RT 4 RW II yang merupakan salah satu petani madu sukses. Dalam kurun waktu satu bulan ini, ia mengaku, memperoleh hasil panen madu lebih dari 1 ton.

”Untuk satu kilogram madu, biasanya saya jual seharga Rp 60 ribu ke para pengepul. Nanti para pengepul akan membawanya ke Jakarta, Surabaya, Semarang dan kota-kota besar lainnya untuk dijual lagi dengan harga yang lebih mahal,” paparnya.

Untuk satu kali panen, biasanya lebah-lebah yang digembala oleh Julaeman membutuhkan waktu sekitar 10 hari. Hal itu juga tergantung dari banyaknya bunga yang ada di lokasi penempatan kotak sarang lebah. ”Satu bulan bisa tiga kali panen, kalau pas musim bunga randu seperti sekarang. Alhamdulilah hasilnya sangat memuaskan,” ujarnya.

Dikatakannya, selain menaruh kotak lebah di hutan-hutan dekat desanya, Julaeman juga menempatkan sebagian kotak lebah di Wonogiri serta Colo, Kudus. Total kotak sarang lebah yang ia punya seratus lima puluh.

”Setiap satu kotak didalamnya memiliki delapan sekat. Kotak sarang lebah tersebut selalu saya pindah-pindah menyesuaikan kondisi alam. Karena yang saya cari adalah lokasi yang banyak kembangnya. Entah kembang randu, karet, jagung, rambutan dan lain-lainnya. Tapi yang paling bagus adalah saat musim kembang randu,” ucapnya.

Untuk lahan yang digunakan sebagai tempat kotak sarang lebah, biasanya Julaeman menyewannya sesuai kesepakatan dengan pemilik tanah. ”Seperti kotak lebah yang kita tempatkan di Wonogiri serta Colo, itu lahannya juga menyewa. Ada yang per bulannya Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. Setiap satu minggu sekali, saya mengeceknya ke sana,” jelasnya.

Adapun lebah yang digembala oleh Julaeman adalah jenis Melifera asal Australia. Mengingat jenis in, madu yang dihasilkan lebih banyak. Satu kotak sarang bisa mendapatkan sekitar dua setengah kilogram madu dalam waktu sepuluh hari. ”Lebah jenis Melifera juga lebih jinak serta menetap di kotak sarangnya, tidak berpindah-pindah tempat seperti lebah lokal,” paparnya.

Lebah Melifera tersebut, lanjutnya, dibeli seharga Rp 1 juta per satu kotak sarang. ”Modal awalnya memang besar. Kalau untung, untungnya besar. Kalau rugi, ruginya juga sangat besar,” katanya.

Julaeman memperkirakan, omzet yang diperolehnya selama satu bulan ini mencapai sekitar Rp 60 juta. ”Satu kilogram madu harganya Rp 60 ribu, kalau satu bulan ini saya telah panen madu sebanyak satu ton, omzetnya bisa dihitung sendiri kan,” katanya seraya tersenyum lebar.

Meski begitu, usaha yang digeluti oleh petani lebah madu bukan berarti tanpa kendala. Karena ketika dimusim hujan, banyak lebah yang mati karena faktor suhu dan sulitnya mencari makanan. ”Teman saya ada yang rugi hingga satu milyar, gara-gara lebahnya delapan ratus kotak mati, ketika musim hujan tahun kemarin,” pungkasnya. (HP/HP/MK)

0 Komentar

    Tambah Komentar