Orang-orang berhasil tidak hanya dengan keras hati, melainkan mereka juga pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya.

Pupuk Organik Kurang Diminati Petani di Kecamatan Winong


ALTERNATIF : Pekerja sedang mencampur kotoran sapi sebagai bahan dasar pupuk organik.
 

WINONG - Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Pati, 2017 ini Kabupaten Pati hanya mendapatkan alokasi pupuk sebesar 92.495 ton, atau berkurang 11.385 ton dari alokasi 2016 sebanyak 103.880 ton.

Meski demikian, kenyataan di lapangan banyak petani yang enggan menggunakan pupuk organik dengan alasan hasilnya kurang cepat pada tanaman, lebih mahal. Selain itu, mereka beralasan tidak tahu di mana harus membelinya.

Pengusaha pupuk organik di Desa Klecoregonang, Halimi mengungkapkan, penyerapan pupuk untuk tanaman padi memang sangat kurang. Petani beranggapan jumlah penggunaan pupuk organik lebih boros jika dibandingkan pupuk kimia.

“Petani enggan menggunakan pupuk organik dengan alasan mahal. Karena penggunaan pupuk kimia hanya 1-2 karung sedangkan pupuk organik minimal 500 kilogram per luasan lahan sawah 3.000 meter persegi,” terangnya.

Padahal, kata dia harga pupuk organik cenderung lebih murah. Dikisaran Rp 800 per kilogramnya. “Padahal kalau dikalkulasi hampir sama dengan menggunakan pupuk kimia,” katanya.

Ia memaparkan penyerapan terbanyak pupuk organik adalah petani holtikultura dan palawija. Mereka beralasan, pupuk itu mampu mengendalikan hama lebih efektif.

“Saya terapkan pada awal pengolahan lahan, karena membuat bawang merah dan tomat jadi subur. Hasilnya juga bagus dan jarang terkena jamur,” kata petani bernama Harti, asal Desa Sumberrejo, Jaken.

Meski memakai pupuk organik, Harti tetap menggunakan pupuk kimia untuk penyemprotan. Karena menganggap bisa membuat tumbuhan jarang terkena penyakit.

Berdasarkan data, sejak 2016 penyerapan pupuk organik dari Desa Klecoregonang didominasi Kecamatan Jaken. Dengan mayoritas petani cabai, bawang merah, dan sayur-mayur. Dengan jumlah serapan 500 ton pupuk.

Penggunaan pupuk organik diakui sejumlah pakar dampak positif dalam panjang. Selain menyuburkan tanaman, ia mengandung unsur hara yang  ramah lingkungan dan tidak bersifat meracuni. (HP/HP/MK)

0 Komentar

    Tambah Komentar