GUDANG GARAM : Karyawan tengah membungkus garam sebelum dijual di Desa Genengmulyo, Juwana kemarin.
 

JUWANA - Menjelang ramadan, stok garam di gudang milik petani garam di Kecamatan Juwana, dinilai masih cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Karena itu, petani tidak bergegas membuat kowen (kolam garam, red), sebagaimana yang biasa mereka lakukan saat memasuki musim kemarau.

Hal ini dikatakan oleh Yon Maryono, salah satu petani garam di Desa Genengmulyo, Juwana. Menurutnya stok garam lokal di gudang masih banyak sehingga persediaan garam untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terjamin.

“Stok garam lokal di gudang garam menjelang bulan puasa ini masih banyak persediaan. Walaupun harganya lumayan tinggi per kilogram, kisaran Rp 2500 per kilogram,” ungkapnya.

Menurutnya, persediaan stok di gudang garam memang masih lumayan banyak. Tetapi kalau stok di petani sendiri kebanyakan sudah habis karena sebagian sudah dijual untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

Kebanyakan stok di gudang diperoleh dari sebagian petani garam yang tahun kemarin masih punya stok garam yang kemudian di jual kembali. Pasalnya, produksi garam tahun kemarin juga tidak begitu melimpah.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Warsito, salah satu petani garam. Ia mengatakan kebanyakan stok garam di petani garam sendiri sudah habis lantaran, dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari petani sendiri.

“Stok garam di petani sendiri sudah tidak ada. Karena dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasalnya, tahun kemarin pun juga jarang ada garam karena cuaca yang tak menentu. Apabila punya stok garam ya langsung saya jual untuk memenuhi kebutuhan,” terangnya.

Lanjutnya, kalau stok garam di gudang atau di pabrik itu kebanyakan garam lokal dicampur dengan garam Australia yang kualitasnya rendah. Perbungkus kecil harga garam Rp 3.000 dan yang bungkus besar harga Rp 5.000 per bungkus. Namun di petani sendiri rata-rata sudah tak ada stok garam. Ia berharap agar tahun ini cuacanya cerah agar produksi garam juga bisa melimpah. (HP/HP/MK)