Tegas akan diri sendiri, buang pikiran negatif dan lakukan yang baik. Kegelisahan hanya milik mereka yang putus asa

Petani Masih Enggan Terapkan Jajar Legowo


JAJAR LEGOWO: Seorang petani di Desa Sidomulyo, Jakenan sedang menyulami bibit padi.
 

JAKENAN – Jarak tanam memang mempengaruhi tumbuh kembang padi. Kebanyakan petani masih berasumsi bahwa semakin rapat tanaman maka hasil yang didapat akan lebih banyak. Karena jumlah batang yang ditanam juga semakin banyak.

Sedangkan dengan menggunakan beberapa metode seperti pola tanam jajar legowo. Yaitu pola menanam yang berselang-seling antara dua atau empat baris tanaman padi dengan satu baris kosong. Namun bagi sebagian besar petani, sistem seperti ini masih dianggap terlalu ribet.

Penyuluh pertanian lapangan (PPL) Desa Kedungmulyo Jamus Wijanarko mengungkapkan, jarak tanam padi efektifnya 20 sentimeter. Yakni menggunakan aplikasi tanam pinggir atau metode jajar legowo.

”Biasanya petani enggan memikirkan hal tersebut. Karena tidak mau ribet dalam bercocok tanam. Padahal dengan metode tersebut, pertumbuhan padi lebih bagus dan panen dapat maksimal,” imbuhnya.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan bibit padi masih tidak teratur karena masih menggunakan cara konvensional. Yaitu dengan menggunaan tenaga manusia. Sehingga petani harus mengikuti kemauan regu tanam yang telah di sewa untuk menanam bibit padi.

”Sebenarnya metode tanam yang efektif bisa dilakukan. Tetapi lebih mudah jika menggunakan mesin tanam padi atau transplanter. Mengingat, saat untuk mencari kuli juga susah,” tambah Jamus.

Pernyataan serupa juga dilontarkan oleh Pardi, warga RT 2 RW II Dukuh Nglumpit, Desa Sidomulyo. Regu tanam biasanya enggan untuk melakukan metode tanam dengan sistem jajar legowo. ”Terlalu ribet tanamnya. Mungkin mereka belum terbiasa. Sehingga, saya harus ikut saja dengan buruh tani kerjakan,” ujarnya. (fn/FN/MK)

0 Komentar

    Tambah Komentar