Pati kini menjadi rujukan kampung iklim, hal ini nampak saat Pati dipilih oleh Komisi D DPRD Kabupaten Batang sebagai tujuan studi banding. Rombongan kunjungan kerja ini diterima di Ruang Joyokusumo Setda Kabupaten Pati. Sejumlah pejabat eselon dua turut hadir menyambut, diantaranya Asisten Pemerintahan, Kabag Tata Pemerintahan, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Saat menyambut rombongan, Asisten Pemerintahan Sudiyono mengatakan, bahwa dalam proses perjalanan untuk mewujudkan Kampung Iklim dibutuhkan sinergi dari berbagai elemen. "Dalam mewujudkan program yang berbasis lingkungan hidup, Pemkab telah beberapa kali mendapat penghargaan Adipura dan Adipura Kencana," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala DLH Purwadi menjelaskan, dalam mewujudkan lingkungan bersih di Kabupaten Pati, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) memiliki Peraturan Daerah (Perda) pengolahan sampah, serta Perbup terkait sanksi membuang sampah sembarangan. Menurutnya, dalam pengelolaan sampah, Kabupaten Pati memiliki dua institusi, yakni dinas lingkungan hidup dan DPUTR.

Prestasi lain Kabupaten Pati di bidang lingkungan hidup adalah keberhasilan Pemkab dalam mendorong sejumlah desa untuk berprestasi di bidang kesehatan lingkungan, diantaranya dengan menjadi juara nasional Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

"Untuk meraih itu semua, kami mengadakan lomba kebersihan di tingkat desa. Bahkan tiga desa yang ada di Pati mendapat penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia yakni Desa Kutoharjo Kecamatan Pati, Wonosekar Kecamatan Gembong, dan Kelurahan Pati Kidul, Kecamatan Pati," ungkapnya.

Tidak hanya melakukan kegiatan seremonial saja, dalam perjalanan menjaga kebersihan, menurut Purwadi, Pemkab selalu memberikan pembinaan kaitannya dengan parameter yang digunakan dalam mewujudkan lingkungan bersih dan sehat.

"Kami juga tidak asal-asalan karena kami bersandar pada PP Nomor 61 tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN GRK) yang mana targetnya pada 2020 adalah terwujudnya lingkungan bersih dan hijau," ungkapnya.

Menurut Purwadi, Pemkab Pati sadar betul bahwa dalam menjaga kebersihan lingkungan, faktor yang sangat berpengaruh adalah masyarakat. Sehingga dalam hal ini perilaku masyarakat sangat berpengaruh sekali.

"Untuk mewujudkan hal ini, kami juga harus melakukan penyuluhan secara periodik. Bahkan kami juga melibatkan Forkompimda dan seluruh OPD. Kami bersyukur karena dengan sinergitas ini lingkungan bersih di Pati dapat terwujud," ungkapnya.

Selain itu, Pemkab Pati juga memantau gas metan yang ada dibekas TPA yang sudah tidak difungsikan untuk diolah menjadi bahan bakar gas. "Saat ini pemanfaatannya juga sudah disalurkan ke 34 kepala keluarga yang ada disekitar TPA dan ini gratis," paparnya.

Sementara itu, Nur Cahyaningsih, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batang mengucapkan terima kasih atas sambutan yang diberikan. Selain untuk bersilaturahim, kunjungannya juga bertujuan untuk ngangsu kaweruh untuk mewujudkan program kampung iklim. "Karena di wilayah kami belum ada program itu," terangnya.

Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga tertarik karena Pati beberapa kali meraih Penghargaan Adipura bahkan pernah meraih Adipura Kencana. Selain itu, pembangunan di wilayah kelurahannya juga bagus tidak seperti di wilayah Kabupaten Batang yang masih belepotan.

"Kami ingin tahu, bagaimana cara merealisasikan hal itu. Meski untuk pembangunan di desa kami yakin tidak berbeda jauh karena sudah ada Dana Desa. Jujur, kami sempat berdiskusi untuk mempersiapkan banyak pertanyaan karena Pati dari tingkat kebersihan sangat luar biasa," jelasnya.

Ia berharap kedatangan Pemkab Batang untuk belajar ke Pati dapat menjadi solusi pembangunan untuk diterapkan disana. "Agar pembangunan seperti di wilayah kelurahan juga bisa tersentuh meski tidak bisa terselesaikan dengan waktu singkat," jelasnya. (fn2 /FN /MK)