Orang-orang berhasil tidak hanya dengan keras hati, melainkan mereka juga pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya.

BUPATI " DENGAN KERUKUNAN CIPTAKAN BANYAK PERSOALAN"

FKUUB

Silaturahmi lintas agama dengan tema “Peran Generasi Muda Dalam Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama” yang diadakan oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) bertempat di ruang Penjawi Sekda Kabupaten Pati dengan peserta siswa-siswi SMA/SMK dihadiri oleh Bupati Pati Haryanto, Jajaran Forkopimda, MUSPIKA, dan para tokoh agama Islam, Kristen, Budha, Hindu dan Katholik, Sabtu (14/09).

Ahmad Khoirun Ketua FKUB mengatakan bahwa acara ini dihadiri oleh 22 SMA atau SMK se-Kabupaten Pati di lintas agama masing-masing. "Kerukunan itu sangat urgent dan sangat dibutuhkan dalam kehidupan baik di lingkungan keluarga ataupun di masyarakat," ujarnya.

Tak hanya itu Ahmad Khoirun juga berpesan kepada para pelajar agar mensponsori cerminan kerukunan di kehidupan keluarga, tetangga, mayarakat, dan sekolah. Tujuan dari acara ini yakni agar tidak terjadi gesekan terlebih disintegrasi. "Kerukunan harus dibiasakan sejak dini, bukan pada saat sudah berumah tangga," tutup Ahmad Khoirun.

Bupati Haryanto yang berkesempatan memberi sambutan mengatakan bahwa acara forum kerukunan umat beragama ini dimediai oleh generasi muda yaitu anak-anak SMA atau SMK Madrasah Aliyah.

Beberapa minggu lalu Pemerintah Daerah telah meresmikan Desa Giling sebagai desa kerukunan, menurut Haryanto dipilihnya Desa Giling karena desa tersebut adalah desa yang masyarakatnya berasal dari berbagai aliran kepercayaan mulai dari agama Islam, Kristen, Budha . "Sebagai contoh untuk mewujudkan bahwa kerukunan itu memang bisa diciptakan bisa dilihat dari alam karena alam didukung oleh situasi dan kondisi, dan kerukunan diciptakan agar saling menghormati satu dengan yang lain," ujar bupati.

Menurut Haryanto kerukunan juga diciptakan karena berbagai elemen, bisa dari teman sekolah dan teman sehari-hari . Dengan kerukanan ini diharapkan bisa diciptakan berbagai persoalan seperti persoalan di keluarga bisa harmonis, pembangunan bisa lancar, dan persoalan yang lainnya. "Berbeda kalau tidak ada kerukunan tidak akan tercipta situasi yang aman dan damai, contoh kasus rasisme yang ada di Papua kena dampak yang luar biasa akahirnya semua digerakakan mulai dari presiden dan badan pemerintahan lainnya," terang bupati.

Bupati Haryanto menegaskan bahwa peserta kali ini diambil dari SMA atau SMK karena mereka baru mencari jati dirinya yang masih labil dan mudah dipengaruhi. "Tapi dengan adanya forum kerukunan ini jangan sampai terpengaruh aksi radikalisme dan jangan mudah dipengaruhi oleh teman-temannya," tegas bupati.

Haryanto mengatakan, menciptakan kerukunan manakala alamnya memang daerahnya sudah kondusif itu bagus tapi jika alamnya terkotak-kotak dan terjadi sesuatu yang mengadu domba itu sangat sulit untuk disatukan. "Apalagi di bulan Desember akan ada pilkades maka akan menjadikan desa tersebut terkotak-kotak dan akhirnya terpecah belah," ucapnya.

Di akhir sambutannya bupati Haryanto berpesan agar jangan sampai kita menjadi korban media sosial tetapi kita juga butuh media sosial. "Manfaatkan media sosial sesuai kebutuhan, mari kita rawat NKRI agar tidak terjadi perpecahan antar sesama," tutup Haryanto.

0 Komentar

    Tambah Komentar