Tegas akan diri sendiri, buang pikiran negatif dan lakukan yang baik. Kegelisahan hanya milik mereka yang putus asa

Mengenang AT Mahmud, Maestro Lagu Anak

Pada 2 Februari 1058, Mahmud menikah dengan Mulyani pada 2 Februari 1958. Keduanya dikaruniai tiga orang anak, Ruri Mahmud, Rika Vitrina dan Revina Ayu.

Beliau memang seorang pekerja keras. Pada 1962, dengan biaya Combo Plan, ia ditugaskan untuk kuliah di University of Sidney, Australia untuk memperoleh sertifikat The Teaching of English As a Foreign Language. Ia kemudian melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Berbarengan dengan itu, ia mulai mengajar di Sekolah Guru Taman Kanak-kanak di Jakarta Selatan.

Di SGTK, beliau mengembangkan bakat musiknya, khususnya mencipta lagu anak-anak. Ia pun meninggalkan kuliah bahasa Inggris, keluar dari FKIP, dan menekuni musik. SGTK memiliki suasana yang mendorongnya untuk menekuni dunia musik. Pimpinan sekolah sendiri senang akan musik. Guru Seni Musik pandai bermain piano dan . Siswa SGTK turut memberikan dorongan baginya untuk mengarang lagu anak-anak. Tiap kali siswa SGTK melakukan latihan praktik mengajar, ada yang memerlukan lagu dengan tema tertentu menurut tugasnya. Pada masa itu, mencari lagu anak-anak yang sesuai dengan anak-anak agak sulit. Siswa yang memerlukan lagu baru datang kepadanya meminta dibuatkan lagu. Ia pun mencoba. Lagu yang telah dibuat, diajarkan pada anak-anak TK saat praktik mengajar. Ternyata, lagu itu disukai. Hal ini membesarkan hatinya dan membuatnya makin tekun mengarang lagu anak-anak.

Di rumah pada waktu senggang, ia mencoba mengarang lagu anak-anak sambil memetik gitar miliknya. Kemudian terciptalah lagu Main Ayunan, Pelangi, Ambilkan Bulan, Amelia, dan lain sebagainya. Para siswa pun senang dengan lagu-lagu ciptaannya. Ia kemudian membentuk kelompok paduan suara siswa SPG. Lagu ciptaannya terus bertambah, dan mulai tersebar di Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar terdekat, kemudian melebar di sekolah-sekolah lain. Radio Repulik Indonesia  (RRI) memintanya membantu mengisi acara anak-anak pada sore hari, dengan memperkenalkan lagu lama maupun baru. Kesempatan ini ia pergunakan untuk memperkenalkan lagu ciptaannya sendiri.

Sekitar bulan Oktober 1999, Seli (Seli Theorupun Pontoh) dari Sony Music bertamu ke rumahnya. Sony Music bermaksud meluncurkan album perdana lagu anak-anak dengan label Sony Wonder. A.T. Mahmud sangat senang lagu-lagu karyanya diperhatikan. Segera ia serahkan sejumlah koleksi lagu-lagu yang kebetulan telah difotokopi dari naskah asli. Menjelang bulan Mei 2000, Sony Music telah memilih 15 lagu dengan penyanyi Shafa Tasya Kamila (Tasya), dan penata musik Dian Hadipranowo.

Pada 4 Mei 2000 lagu-lagu yang terpilih dengan label Sony Wonder berjudul Libur Telah Tiba dengan subjudul Karya Abadi A.T. Mahmud diedarkan.  Kemudian tanggal 5 Juni 2001 Sony Wonder mengedarkan album kedua dengan semua lagu ciptaannya berjudul Gembira Berkumpul. Kembali sambutan masyarakat akan album ini tidak mengecewakan. Kemudian 18 Oktober 2001, menjelang bulan Ramadhan 1422 H, Sony Wonder meluncurkan album Ketupat Lebaran yang memuat 11 lagu Islami. Tiga di antara lagu itu, liriknya ditulis oleh Ni Luh Dewi Chandrawati, yakni Ketupat Lebaran, Sahur Telah Tiba, dan Tanganku Ada Dua. Dua lagu diambil dari lagu lama yang tidak dikenal nama penciptanya.

Atas prestasinya di bidang musik, A.T. Mahmud telah banyak menerima penghargaan. Empat penghargaan terakhir adalah bulan Oktober 1999, menerima Hadiah Seni dari Pemerintah, yang diserahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Juwono Sudarsono. Inilah hadiah seni pertama yang diterimanya dari Pemerintah dalam suatu upacara resmi.

Februari tahun 2001, pada saat peluncuran film Visi Anak Bangsa karya Garin Nugroho, bertempat di gedung Teater Indonesia Taman Mini Indonesia Indah, beliau menerima penghargaan dalam bentuk daun lontar yang diserahkan oleh Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri. Di atas daun lontar tertulis: "Untuk yang mencipta melintasi keberagaman budaya memberi keindahan dan kemuliaan keberagaman hidup." Mei 2001 bertempat di Golden Room Hotel Hilton, diprakarsai dan melalui Yayasan Genta Sriwijaya, ia juga menerima penghargaan berupa trofi dari masyarakat Sumatera bagian Selatan, bersama-sama dengan tiga orang tokoh yang lain. Dan pada Agustus 2003, Mahmud menerima Tanda Kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma dari Pemerintah RI. Penghargaan Lifetime Achievement juga dikantongi Mahmud dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) 2004.

Kabar terbaru, grup band Sheila On Seven dalam album barunya membuat satu lagu yang diperuntukkan pria bernama Abdullah Totong Mahmud ini. Dalam album barunya itu, grup band asal Yogyakarta itu membuat satu lagu yang dipersembahkan untuk pencipta lagu anak-anak tersebut.

Selain bermusik, pakar pendidikan Arief Rahman Hakim menyebut AT Mahmud sebagai ikon pendidikan anak. Arief mengatakan, masyarakat Indonesia harus pandai menangkap semangat AT Mahmud dengan visinya dalam mendidik anak dan rasa cintanya yang besar kepada bangsa Indonesia.

AT Mahmud  meninggal dunia pada 6 Juli 2010 pada usianya 80 tahun. AT Mahmud menderita infeksi paru-paru. (opie, berbagai sumber) IniOke dot com

0 Komentar

    Tambah Komentar