Tegas akan diri sendiri, buang pikiran negatif dan lakukan yang baik. Kegelisahan hanya milik mereka yang putus asa

Deterjen Ramah Lingkungan

Deterjen adalah campuran berbagai bahan (biasanya berasal dari turunan minyak bumi), yang digunakan untuk membantu membersihkan (mencuci) sesuatu. Istilah deterjen digunakan untuk membedakannya dengan pembersih lainnya yg lebih dulu ada, yaitu sabun. Deterjen memiliki perbedaan mencolok jika dibandingkan dengan sabun, yaitu memiliki daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air. Pada mulanya, bahan deterjen hanya terbuat dari air, minyak dan bahan kasar seperti pasir basah. Pada tahun 1913, deterjen mulai menggunakan bahan sintetis, hal ini dipelopori oleh A Reychler, seorang ahli kimia dari Belgia. Semenjak itu bahan-bahan penyusun deterjen terus berkembang dan bervariasi. MANFAAT Deterjen biasanya digunakan untuk:
  1. Membersihkan atau mencuci pakaian.
  2. Membersihkan badan (seperti: shampoo, sabun cuci tangan, dll)
  3. Membersihkan atau mencuci alat-alat rumah tangga (seperti: gelas dan piring)
  4. Membersihkan rumah (seperti: lantai, porselen, plastic dan metal)

Selain membersihkan / menghilangkan kotoran, deterjen juga mampu membunuh kuman dan bakteri serta memperpanjang umur dari kain, karpet dan peralatan rumah tangga lainnya.  BAHAN PEMBENTUK Pada umumnya deterjen terdiri dari bahan-bahan sebagai berikut:
  1. Surfaktan - surface active agent, merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai kemampuan berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga memudahkan proses pelepasan kotoran yang menempel pada permukaan bahan / material. Secara garis besar, terdapat empat kategori surfaktan yang digunakan, yaitu:
    • Anionik (Alkyl Benzene Sulfonate –ABS dan Linier Alkyl Benzene Sulfonate - LAS)
    • Kationik (Garam Ammonium)
    • Non ionic (Nonyl phenol polyethoxyle)
    • Amphoterik (Acyl Ethylenediamines)
  2. Builder – pembentuk, berfungsi meningkatkan efisiensi proses pencuci dari surfaktan dengan cara menon-aktifkan mineral penyebab kesadahan air. Secara garis besar, terdapat empat kategori builder yang digunakan, yaitu:
    • Phosphates (Sodium Tri Poly Phosphate - STPP)
    • Acetates (Nitril Tri Acetate – NTA dan Ethylene Diamine Tetra Acetate - EDTA)
    • Silicates (Zeolith)
    • Citrates (Citrate acid)
  3. Filler – pengisi, merupakan bahan tambahan yang berfungsi meningkatkan kuantitas dari bahan-bahan lainnya (tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci). Bahan yang digunakan biasanya:
    • Sodium sulfate
  4. Aditif - suplemen / tambahan, digunakan untuk membuat deterjen lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih dan pewarna. Biasanya bahan yang ditambahkan adalah:
    • Enzyme
    • Borax
    • Sodium chloride
    • Carboxy Methyl Cellulose - CMC

DAMPAK NEGATIF KEPADA MANUSIA
  1. Bahan surfaktan (LAS) dapat menyebabkan permukaan kulit menjadi kasar, hilangnya kelembaban alami dan meningkatkan permeabilitas permukaan kulit.
  2. Mampu mempengaruhi kerja hormon pada tubuh, sehingga dapat mengakibatkan masalah pada kemampuan reproduksi (pria – penurunan jumlah dan kualitas sperma), asma, penyakit kulit, alergi dan bahkan kanker hati
  3. Mengiritasi sistem pernapasan manusia dan dapat menyebabkan mual

 DAMPAK NEGATIF KEPADA LINGKUNGAN / ALAM
  1. Bahan surfaktan (ABS) sulit terurai di alam, sehingga dapat menimbulkan masalah keracunan pada biota air. Selain itu bahan ini juga merusak organ pernafasan (insang) pada ikan.
  2. Busa deterjen yang dibuang ke kali / sungai menyebabkan kontak air dan udara menjadi terbatas sehingga menurunkan proses pelarutan oksigen kedalam air. Hal ini menyebabkan organisme didalam air kekurangan oksigen, hingga bisa menimbulkan kematian.
  3. Bahan builder (STPP) dalam jumlah yang terlalu banyak dapat menyebabkan pengkayaan unsur hara (eutrofikasi) yang berlebihan pada air, sehingga air kekurangan oksigen akibat pertumbuhan dan perkembangan algae (phytoplankton) yang cepat. Algea juga merupakan makanan bakteri. Sehingga perkembangannya memicu populasi bakteri yang berlebihan. Hal ini mengakibatkan kebutuhan akan oksigen meningkat dan pada akhirnya membahayakan kehidupan mahluk hidup didalam air.
  4. Bahan surfaktan (ABS) dapat menyebabkan biota sungai dan laut mengalami mutasi gen

MITOS YANG SALAH TENTANG DETERGEN
  1. Makin banyak busanya makin bersih hasilnya. Tidak ada hubungan antara jumlah busa dengan hasil yang dicapai oleh deterjen. Justru semakin banyak busa menyebabkan kita membutuhkan lebih banyak air yang digunakan untuk membilas. Tenaga pun lebih banyak keluar begitu juga dengan waktu.
  2. Makin banyak fungsinya makin baik (seperti: memiliki fungsi pemutih,  pengharum, pengkilap dan lain sebagainya). Semakin banyak fungsinya berarti semakin beragam bahan kimia yang digunakan, hal ini tentunya meningkatkan efek negative nya kepada manusia dan lingkungan.

CARA MEMILIH DETERJEN YANG BAIK Apabila kita sulit menemukan deterjen yang alami / ramah lingkungan, berikut beberapa panduan yang bisa digunakan ketika kita membeli deterjen di toko / mini market.
  1. Belilah produk yang mencantumkan kandungan bahannya dengan lengkap dan telah lolos seleksi serta penelitian dari pemerintah
  2. Pilihlah yang bahan surfaktan nya ramah lingkungan (LAS / LABS)
  3. Pilihlah yang kandungan fosfatnya paling rendah (kalau bisa tidak ada). Karena air deterjen yang berasal dari kandungan fosfat yang rendah (apalagi nil) masih bisa digunakan untuk menyiram tanaman.
  4. Pilihlah yang kandungan NaOH nya paling rendah, karena bahan ini dapat menyebabkan panas pada tangan dan pakaian / bahan menjadi rapuh.
  5. Pilih deterjen yang sedikit busanya. 

DETERJEN RAMAH LINGKUNGAN Berikut adalah daftar bahan yang bias menggantikan fungsi deterjen dan tentunya tetap ramah lingkungan.
  1. Baking soda. Bisa digunakan untuk membersihkan dan mencerahkan pakaian, serta alat-alat dan perabotan rumah tangga
  2. Asam cuka. Bisa digunakan untuk membersihkan dan melembutkan pakaian
  3. Jeruk lemon. Bisa digunakan untuk membersihkan, memutihkan dan membuat pakaian wangi. Selain itu ia juga bias digunakan untuk membersihkan alalt-alat dan perabotan rumah tangga
  4. Boraks – larutan garam berkonsentrasi tinggi. Bisa digunakan untuk mencuci dan mencemerlangkan warna pakaian. Selain itu juga bias digunakan untuk membersihkan peralatan dapur dan toilet
  5. Lerak. Kandungan saponin pada lerak menghasilkan busa yang dapat berfungsi seperti deterjen. Selain bisa digunakan pada pakaian, lerak juga bisa digunakan untuk membersihkan peralatan dapur, lantai bahkan aman digunakan untuk memandikan hewan peliharaan (seperti: kucing dan anjing)

sumber berita: http://lapak-hijau.blogspot.co.id
sumber ilustrasi gambar: http://lapak-hijau.blogspot.co.id

0 Komentar

    Tambah Komentar