Orang-orang berhasil tidak hanya dengan keras hati, melainkan mereka juga pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya.

Belajar yang Efektif dan Efisien

Belajar yang efektif dan efisien itu bagaimana?

Pertama, selain jadwal pelajaran di sekolah, siswa harus membuat jadwal lagi menyangkut segala kegiatannya di rumah. Misalnya, kapan waktu belajar, rekreasi, makan, tidur, dsb.

Kedua, disiplin. Artinya, jadwal yang sudah dibuat harus dilaksanakan, jika tidak maka semuanya akan percuma. Jadwal belajar juga perlu ditata lagi. Jika roster di sekolah dimulai dengan hari Senin hingga hari Sabtu, maka jadwal pribadi itu dimulai dengan hari Senin hingga hari Minggu. Maksudnya, pelajaran untuk hari Senin, serta tugas-tugas, PR, dsb dipelajari pada hari Minggu.

Demikian juga pelajaran untuk hari Selasa dipelajari pada hari Senin, dst. Dengan demikian tidak ada mata pelajaran yang terlampaui atau dianaktirikan. Tentu saja porsinya bisa berbeda. Pelajaran yang dirasa sulit harus diberi porsi lebih banyak dalam jadwal pribadi. Dan jangan pernah dikaitkan antara senang dan tidak senang terhadap guru dengan mata pelajarannya. Karena saat ujian anda tidak ditanya mata pelajaran apa yang disenangi supaya diujikan.

Ketiga, konsentrasi, baik dalam kegiatan belajar-mengajar maupun dalam membaca/mempelajari catatan-catatan, Di kelas memang siswa mendengar guru tapi tidak semua mendengarkan. Sebab antara mendengar dan mendengarkan ada perbedaaqnnya. Mendengar artinya, mungkin saja penjelasan guru sempat masuk telinga, tetapi tidak dicamkan karena tidak berkonsentrasi. Kalau guru menanyakan kembali apa yang sudah dijelaskan, siswa tidak bisa menjawabnya. Sedangkan mendengarkan, itu dengan penuh perharhatian, konsentrasi sehingga paham tentang apa yang sudah dijelaskan oleh guru. Kalau ditanya kembali siswa tersebut bisa menjawabnya.

Untuk berkonsentrasi di kelas, siswa harus menghindarkan hal-hal yang dapat mengganggu, misalnya HP, buku cerita, surat dari teman, berbicara sendiri, mengganggu teman atau ribut-ribut Karena otak kota tidak mampu menangkap dua atau beberapa pesan dalam waktu bersaman. Dan sekali lagi dingatkan, jangan pernah menghubungkan antara senang dan tidak senang terhadap guru dengan mata pelajarannya. Anda mendapat nilai mati dalam salah satu mata pelajaran, itu berarti tidak lulus. Dan kalau tidak lulus apakah anda berani mengoreksi diri, ataukah guru yang dikambinghitamkan? “Pengajar mengajar, pelajar belajar”, itulah ungkapan yang senantiasa disematkan di dada anda.

Belajar itu hendaknya dijadikan hobindan bukannya suatu paksaan apalagi hukuman. Perlu diingat, bahwa pembangunan macam manapun, atau IPTEK macam manapun di dunia ini tidak pernah akan ada manakala tidak ada manusia-manusia yang duduk di bangku sekolah selama bertahun-tahun. Dan manusia-manusia itu adalah anda.

Ingatlah, bahwa masa depan anda ditentukan oleh apaq yang anda lakukan  pada hariini. Yaitu belajar tekun. “Siapa yang bekerjqa seperti seorang hamba, dia akan makan seperti raja”, kaqta kitab suci. Karena itu porsi waktu belajar hendaknya lebih banyak ketimbang yang lain-lain. Yang lain-lain tentu saja diperlukan juga seperti rekreasi/bermain, nonton dan tidur. Khusus untuk tidur seorang siswa butuh 6 jam dalam satu malam. Karena ini ada kaitannya dengan konsentrasi dan ingatan di sekolah.

Idealnya, selain mencatat semua mata pelajaran dengan teratur, siswa juga perlu menghimpun semua soal, baik itu soal ulangan harian, ulangan tengah semester, akhir semester, UN/US di dalam sebuah map. Soal-soal itu dibahas bersama teman, yang tidak bisa dijwab ditanyakan kepada guru mata pelajaran. Karena sebenarnya soal-soal itulah yang diujikan, apakah untuk kenaikan kelas, atau UN/US bagi kelas III.
 

Seringkali siswa melakukan kekeliruan dalam belajar guna menghadapi ujian. Hari-hari menjelang ujian mereka lebih banyak santai, bermain, ngobrol, jalan-jalan dan nonton televisi. Sehari menjelang ujian, mereka tidur sore hari sampai jam 6 sore. Jam 7 dengan diselingi makan malam mereka nonton bersama keluarga. Setelah semua tidur, jam 12 tengah malam ketika sudah sepi barulah dia belajar dengan maksud tidak ada gangguan lagi. Dia menjejal buku-buku serta catatan-catatan yang berhubungan dengan mata ujia esok hari. Dia yakin bahwa dia sudah menghafal pelajarannya selama 4 jamn (jam 5 pagi. Jam 6 pagi dia mempersiapkan diri untuk ke ruang ujian.

Datang pengumun hasil ujian, ternyaqta dia tidak lulus. Padahal dia yakin betul bahwa dia telah menghafal pelajarannya yang bakal diuji. Kalau kita bertanya mengapa dia tidak lulus, mungkin jawabannya adalah sebagai berikut:
Menurut penelitian belajar yang efektif dan efisien itu harus diiringi dengan tidur GMC (tidur pulas atau nyenyak). Dan bukan sebaliknya tidur lebih dahulu seperti siswa tadi baru belajar. Karena dengan tidur nyenyak setelah belajar, maka apa yang dipelajari tadi akan melekat diingatan. Dengan kata lain ingatan diawetkan. Sehingga saat menghadapi ujian siswa masih ingat apa yang dipelajarinya.

Siswa yang dikisahkan tadi melakukan sebaliknya. Dia tidur dulu baru belajar kemudian langsung ke ruang ujian. Jadi tidak ada waktu untuk melekatkan atau mengawetkan ingatan, apalagi badan sudah capai dan mengantuk.
Boleh jadi siswa telah melakukan cara yang benar. Dia belajar jam 8 sehabis makan malam sampai jam 10 untuk menghadapi ujian esok hari, lalu tidur jam 11. Tapi jam 5 pagi dia bangun lagi dan belajar. Padahal tadinya sudah menghafal pelajarannya. Ini berarti terjadi over-learning. Ketika menghadapi soal-soal ujian dia menjdai ragu, bimbang karena apa yang sudah dihafal dikacaukan lagi dengan belajar tambahan. Banyak siswa yang sudah benar melingkar/menghitamkan jawaban, tapi kemudian dicoret dan diganti yang akhirnya menjadi salah, hal ini disebabkan karena keraguan atau menduuanya pikiran karena dikacaukan oleh penambahan waktu belajar yang disebut  o v e r – l e a r n i n g

0 Komentar

    Tambah Komentar