Dilihat dari kandungan airnya bentuk tinja bervariasi mulai dari "cair" (kadar airnya paling tinggi, biasanya terjadi pada diare akut), "lembek" (seperti bubur), “berbentuk” (tinja normal, seperti pisang), dan “keras” (kandungan air sedikit seperti pada keadaan sembelit).
Pada bayi berusia 0-2 bulan, terlebih yang minum ASI, frekuensi buang air besar lebih sering, bisa 8-10 kali sehari dengan tinja yang encer, berbuih dan berbau asam. Selama berat badan bayi meningkat normal, hal tersebut tidak tergolong diare, tetapi merupakan intoleransi laktosa sementara akibat belum sempurnanya perkembangan saluran cerna.
Normalnya warna tinja kuning kehijauan, tetapi dapat bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi anak. Yang perlu diperhatikan adalah bila tinja berwarna merah (mungkin darah) atau hitam (mungkin darah lama/beku) atau putih seperti dempul (pada penyakit hati).
Kapan disebut diare?
Anak
dinyatakan menderita diare bila buang air besar "lebih encer" dan
"lebih sering" dari biasanya. Selain "cairan", tinja anak diare dapat
mengandung, lendir dan darah, tergantung pada penyebabnya. Gejala
ikutan lainnya adalah demam dan muntah. Kadangkala gejala muntah dan
demam mendahului gejala mencretnya.
Gejala yang timbul akibat penyakit diare
Karena
terjadinya mencret dan muntah yang terus menerus, pada awalnya anak
akan merasa haus karena telah terjadi dehidrasi (kekurangan cairan
tubuh) ringan.
Bila tidak ditolong, dehidrasi bertambah berat dan timbullah gejala-gejala:
- Anak cengeng, gelisah, dan bisa tidak sadarkan diri pada dehidrasi berat.
- Mata tampak cekung, pada bayi ubun-ubun cekung, bibir dan lidah kering, tidak tampak air mata walaupun menangis.
- Turgor berkurang yaitu bila kulit perut dicubit tetap berkerut,
- Nadi melemah sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba dingin,
- Kencing berkurang.
- Pada dehidrasi berat nafas tampak sesak karena tubuh kekurangan zat basa (asidosis).
- Bila terjadi kekurangan elektrolit dapat terjadi kejang.
Prinsip mengatasi diare
Penyakit
diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak diatasi
dengan baik dan dapat mencetuskan gangguan pertumbuhan (kurang gizi)
bila tidak diberikan terapi gizi yang adekuat. Sebagian besar diare
pada anak akan sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dicegah terjadinya dehidrasi yang merupakan penyebab kematian.
Prinsip menangani diare adalah:
- Rehidrasi: mengganti cairan yang hilang, dapat melalui mulut (minum) maupun melalui infus (pada kasus dehidrasi berat).
- Pemberian makanan yang adekuat: jangan memuasakan anak, teruskan memberi ASI dan lanjutkan makanan seperti yang diberikan sebelum sakit.
- Pemberian obat seminimal mungkin. Sebagian besar diare pada anak akan sembuh tanpa pemberian antibiotik dan antidiare. Bahkan pemberian antibiotik dapat menyebabkan diare kronik.
Bila anak menderita diare dan belum menderita dehidrasi, segera berikan minum sebanyak 10 ml per kilogram berat badan setiap kali mencret agar cairan tubuh yang hilang bersama tinja dapat diganti untuk mencegah terjadinya dehidrasi, sehingga mencegah terjadinya kematian.
Sebaiknya diberikan cairan oralit yang telah tersedia di pasaran saat ini seperti oralit 200 ml, oralit I liter, Oralit-200 dan larutan oralit siap minum khusus untuk anak/bayi yang dapat diperoleh di apotik. Bila tidak tersedia, dapat pula digunakan larutan yang dapat dibuat di rumah seperti larutan garam-gula atau larutan garam-tajin (lihat Tabel 1).
Jika telah terjadi dehidrasi, minumkanlah oralit 50-100 ml (tergantung berat ringannya dehidrasi) per kilogram berat badan dalam 3 jam dan bila masih mencret, oralit terus diberikan seperti di atas, yaitu 10 ml per kilogram berat badan setiap mencret (lihat Tabel2).
Bagaimana mengetahui keadaan anak membaik dan tidak perlu dibawa ke dokter? Tentu saja dengan melihat adanya perbaikan dari gejala-gejala yang disebutkan di atas. Kesadaran anak membaik, rasa hausnya akan menghilang, mulut dan bibirnya mulai membasah, kencing banyak, dan turgor kulit perutnya membaik.
Kapan dirujuk ke puskesmas atau dokter?
- Muntah terus menerus sehingga diperhitungkan pemberian oralit tidak bermanfaat
- Mencret hebat dan terus menerus yang diperkirakan pemberian oralit kurang berhasil
- Terdapat tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor kurang, tangan dan kaki dingin, tidak sadar).
Pencegahan diare Diare umumnya ditularkan melaui 4 F, yaitu Food, Feces, Fly dan Finger. Oleh karena itu upaya pencegahan diare adalah dengan memutus rantai penularan tersebut.
Beberapa upaya yang mudah diterapkan adalah:
- Siapkan makanan memadai, sehat, bergizi dan bersih
- Penyediaan air minum yang bersih
- Kebersihan perorangan
- Cuci tangan sebelum makan dan sebelum merawat anak/bayi
- Pemberian ASI eksklusif
- Buang air besar pada tempatnya (WC, toilet)
- Tempat buang sampah yang memadai (tertutup dan dibuang tiap hari)
- Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan
- Lingkungan hidup yang sehat
Diare pada anak dapat menyebabkan kematian dan gizi kurang. Kematian dapat dicegah dengan mencegah dan mengatasi dehidrasi dengan pemberian oralit. Gizi kurang dapat dicegah dengan pemberian makanan yang memadai selama berlangsungnya diare. Peran obat-obatan tidak begitu penting dalam menangani anak dengan diare. Pecegahan dan pengobatan diare harus dimulai di rumah.
0 Komentar