Tegas akan diri sendiri, buang pikiran negatif dan lakukan yang baik. Kegelisahan hanya milik mereka yang putus asa

Ratusan Kapal Tak bisa isi solar

(Suara Muria) - PATI Ketua Asosiasi Pemilik Kapal Kabupaten Pati Soepeno mengemukakan untuk bahan bakar solar bersubsidi, sekarang hanya mendapat jatah 25 kiloliter per kapal.
Meski demikian, ratusan kapal penangkap ikan di Juwana, Pati, hingga Selasa (19/8) kemarin tak bisa mendapatkan solar karena pasokan tidak maksimal. Karena itu, mereka terpaksa antre menunggu.
Bagi kapal yang sudah mendapatkan bahan bakar solar bersubsidi, lanjut Soepeno, perbekalan berikutnya tinggal antre mengisi es batu.
"Untuk keperluan itu, rata-rata perkapal membutuhkan 30-60 ton es batu. Bisa dipenuh lebih cepat," ujarnya.
Untuk kebutuhan pangan serta kebutuhan dapur, juga tidak ada masalah. Sebab, hal itu bisa dipenuhi pengurus jika jadwal keberangkatan kapal sudah pasti, sehingga belanja kebutuhan dapur baik beras, minyak, gula, kopi, teh, sayur mayur, gas elpiji, dan belanja kebutuhan dapur lain, bisa dalam waktu cepat karena dipasar banyak tersedia. Ketika kapal sedang mengisi perbekalan es, kebutuhan dapur pun sudah disiapkan dan dikemas untuk keutuhan selama melaut.
"Hanya yang tetap menjadi kendala dan menghambat kegiatan penangkapan ikan saat ini adalah masalah pasokan bahan bakar solar untuk 716 kapal yang sandar disepanjang alur kali Juwana," ungkap Soepeno. Hingga sekarang para pemilik kapal menghadapi ketersendatan itu, tentu wajar para pengurus dan pemilik kapal dibuat kalang kabut. Akibatnya, rata-rata menjadi temperamental, meskipun sebenarnya mereka menyadari situasinya sangat kondisional, sehingga pihak berkompeten diimbau untuk turun tangan membantu mengatasi permasalahan tersebut.
Jauh dari Harapan
Soepeno sudah menyampaikan permasalahan itu, tidak hanya ditingkat provinsi tapi sampai di tingkat pusat. Akan tetapi, hasilnya hingga sekarang masih jauh dari harapan, sehingga pembatasan solar bersubsidi tidak membuat urusan kebutuhan nelayan menjadi lancar, tapi justru sebaliknya. Mengingat hal tersebut, kedepan kebijakan pemerintah mengalokasikan APBN untuk subsidi bahan bakar dan energi hendaknya ditinjau ulang. "Apa manfaat subsidi yang konon untuk rakyat kecil, tapi justru ang diuntungkan adalah perusahaan-perusahaan besar? Karena bisa melakukan pembelian dengan berbagai cara?" tandas Soepeno.

0 Komentar

    Tambah Komentar