Orang-orang berhasil tidak hanya dengan keras hati, melainkan mereka juga pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya.

Sabun Cuci Piring Ramah Lingkungan Temuan Pelajar SMA PGRI 2 Kayen Lolos Final ISPO

Hasil penelitian pelajar SMA PGRI 2 Kayen, menemukan  sabun silika dari abu sekam padi sebagai sabun cuci piring ramah lingkungan, dan bioantiseptik dari limbah kulit kacang. Dua temuan pelajar SMA PGRI 2 Kayen itu, lolos untuk mengikut final Indonesian Project Olympiad (ISPO) di Jakarta, 24 – 26 Februari 2017 mendatang.
Tim sains SMA PGRI 2 Kayen kembali memanfaatkan limbah yang ada disekitar, sebagai ajang penelitiannya. Hasilnya ternyata, mereka menemukan hal yang luar biasa. Mereka menemukan sabun pasta silika yang lebih baik dari sabun produksi pabrikan, dengan hasil cucian yang lebih kesat dan ramah lingkungan. Demikian halnya dengan bioantiseptik dari limbah kulit kacang yang memiliki aktivitas anti bakteri E. Coli, dan mampu membersihkan kuman dan bakteri layaknya sabun antiseptik yang dijual dipasaran. Kepala SMA PGRI 2 Kayen,  H.Surata, S.Pd.M.Pd mengatakan,  kedua projek sains tersebut dikerjakan dalam kurun waktu 1 tahun. Dan termuan murid-muridnya itu, bisa menjadi alternatif pengembangan industri limbah bagi dunia industri di Indonesia.
“Untuk tahun ini  anak anak dalam penelitian, anak-anak memanfaatkan limbah yang ada dilingkungan kita dimana materialnya sangat banyak dan tidak digunakan lagi oleh masyarakat dan upaya kita bagaiamana limbah itu agar mempunyai nilai tambah. Dari penelitain anak kami kebetulan tahun ini mampu meloloskan dua projek sekaligus.” kata H. Surata, SPd. MPd.
Kepala SMA PGRI 2 Kayen menuturkan, temuan dari hasil penelitian sabun silika dengan memanfaatkan limbah tersebut, memiliki nilai lebih karena diperoleh dari lingkungan dan ramah lingkungan. Dan keberhasilan pelajarnya yang kembali lolos final ISPO, erat kaitannya dengan bimbingan guru, dan tim yang menangani projek penelitian Muhamad Rouf.
“Kemudian yang bioantiseptik ditangani oleh guru yang berhasil dilatih Pak Rouf, yakni Bu Betti. Keterbatasan kami dalam hal, terutama sarana laborat, untuk melakukan penelitian. Sehingga perlu kejasama dan MOU dengan Univesitas. Baik ini UNDIP dan UNNES,” terangnya.
Kepala SMA PGRI 2 Kayen, H. Surata, SPd. MPd mengatakan, meski dengan fasilitas seadanya, pihaknya, berupaya, untuk terus menyempurnakan proyek-proyek penelitian murid-muridnya. Sekolah juga berharap hadirnya investor yang mau kerjasama, sehingga setiap temuan hasil penelitian tersebut dapat dipasarkan.

sumber berita: pasfmpati.com

sumber gambar: radiobatok.blogspot.co.id

0 Komentar

    Tambah Komentar