Tegas akan diri sendiri, buang pikiran negatif dan lakukan yang baik. Kegelisahan hanya milik mereka yang putus asa

Ini Alasan Petani Pucakwangi Tunggui Sawahnya


TUNGGUI PADI : Petani di Desa Pucakwangi sedang mengusir burung di areal persawahan miliknya, kemarin.
 

PUCAKWANGI — Jelang masa panen, sejumlah hama mulai menyerang tanaman padi milik petani di Kecamatan Pucakwangi. Seperti hama burung emprit yang menyerang beberapa lahan pertanian yang tanaman padinya mulai menguning di Desa Jetak. 

Agar padinya tidak habis dimakan burung yang jumlahnya mencapai ribuan, petani harus menunggui sawah dari pagi sampai siang hari. Mereka akan kembali lagi ketika sore hari. Para petani juga tidak tahu menahu asal muasal gerombolan burung ini. Sebab menurut mereka hama burung baru ada pada musim tanam ketiga (MT III).

Suwarni, petani warga RT 4 RW I Desa Jetak mengatakan, pada musim tanam MT II kemarin tidak pernah ditemui hama burung yang menyerang lahan pertanian. Para petani terpaksa menunggui lahan pertanian. Karena, jika satu hari saja tidak ditunggui padi yang dimiliki petani sudah berkurang banyak.

”Kita juga bingung dari mana asal ribuan burung emprit ini. Padahal musim kemarin juga tidak seperti ini. Ribuan burung ini menyerang menjelang masa panen. Jadi kami ya harus seharian di sawah untuk menunggui,” ujarnya. 

Dikatakan, sebenarnya untuk mengantisipasi hal tersebut lebih efektif jika dilakukan pemasangan jaring di areal persawahan. Namun, hal itu tidak dilakukan para petani desa tersebut, sebab menyulitkan ketika proses penyemprotan pestisida. 

”Jadi kami hanya memasang plastik dan orang-orangan sawah. Agar burung-burung bisa takut hinggap dan tidak memakan padi. Kita yang ditepi juga harus berteriak setiap melihat burung akan hinggap di padi,” imbuhnya. 

Selain itu, para petani di Desa Jetak juga sering melakukan penyemprotan pestisida. Selain diganggu burung, petani juga menemui hama wereng dan keputihan pada bulir padi yang mulai keluar.

Sementara, petani lain di desa tersebut Suwarno juga mebambahkan, ketika tidak ada hama burung hasil panen dari 1 kotak atau luasan sekitar 1.500 meter sawah bisa menghasilkan 20 sak padi. 

”Sedangkan ketika ada hama burung, hasil panen dari 1 kotak sawah hanya berkisar 17-19 sak saja. Pengurangan jumlah panen tersebut sangan terasa karena biaya untuk perawatan dan pengolahan lahan sudah tinggi,” keluhnya. (HP/FN /MK) 

0 Komentar

    Tambah Komentar