Orang-orang berhasil tidak hanya dengan keras hati, melainkan mereka juga pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya.

Kerupuk Boraks Marak di Pasaran, Ini Ciri-Cirinya


: Imam Yarkono, Dokter Umum di Puskesmas Margoyoso I
 

MARGOYOSO – Kerupuk merupakan sebuah makanan ringan yang digemari oleh sebagian besar masyarakat. Namun, apa jadinya jika kerupuk yang kita konsumsi mengandung boraks. Tentu akan banyak gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bahan yang semestinya digunakan untuk pembersih tersebut.

Seperti yang diungkapkan oleh Imam Yarkono, Dokter Umum di Puskesmas Margoyoso I. Ia mengingatkan, penggunaan boraks pada kerupuk sangatlah berbahaya. Sebab, jika tertelan, kandungan yang masuk ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kanker. ”Itu karena boraks bersifat karsinogen. Dan itu sangat tidak disarankan jika dicampur ke bahan makanan,” ungkapnya kemarin.

Boraks juga bisa menyebabkan kerusakan pada hati dan ginjal. Hal ini dikarenakan tingginya kadar toksin yang tertimbun di dalam tubuh, ketika kita memakan makanan yang mengandung boraks.

Kandungan bahan ini yang tidak dapat terurai secara sempurna, juga akan semakin tertimbun di dalam otak, usus, hati, serta organ-organ penting lainnya. Sehingga secara akumulatif akan menyebabkan berbagai macam penyakit yang cukup mengerikan.

”Penyakit yang dapat ditimbulkan diantaranya gagal ginjal dan gangguan fungsi hati. Selain itu gangguan sistem pencernaan, gangguan sistem saraf, kanker hingga yang paling parah adalah kematian,” jelasnya.

Untuk ciri-cirinya, Imam Yarkoni menuturkan, bahwa kerupuk yang mengandung boraks selalu terasa getir di lidah. Selain itu, tekstur pada kerupuk juga akan lebih renyah dan gurih. ”Para pedagang yang kurang pengawasan memang terkadang menambahkan zat-zat yang tidak layak untuk dikonsumsi. Terlebih, kesehatan konsumen terkadang cenderung dikesampingkan,” katanya.

Meski begitu, Imam Yarkoni mengatakan, bahwa sebetulnya pihak Puskesmas Margoyoso I sudah sering melakukan pendataan dan meminta sampel dari pedagang makanan. Sampel makanan yang diperoleh petugas puskesmas akan diserahkan ke Laboratorium Kesehatan Daerah (Lakesda) untuk diperiksa kandungannya.

”Setiap enam bulan sekali pasti kami melakukan pendataan pada seluruh pedagang makanan. Khususnya yang menjual makanan olahan, akan mintai sampel. Itu sangat penting demi memantau kualitas makanan yang dijual oleh pedagang, agar tidak merugikan konsumen. Terlebih saat ini menjelang Ramadan dan Lebaran dimana tingkat konsumsi warga cenderung meningkat. Termasuk konsumsi kerupuk,” imbuhnya.

Akan tetapi, Imam Yarkoni tidak menampik kemungkinan bahwa penggunaan boraks saat ini memang kurang terkontrol. Terutama untuk skala produksi rumahan, yang keberadaannya terkadang belum diketahui oleh Dinas Kesehatan maupun Badan Pemeriksa Obat dan Makanan (BPOM). ( HP/FN/MK)

0 Komentar

    Tambah Komentar